Kali ini saya membahas rumah adat suku minangkabau, yaitu suku yang menghuni provinsi Sumater Barat.Sebenarnya banyak halaman-halaman yang membahas tema ini, tak ada salahnya saya menambah referensi anda dalam memahami seluk beluk rumah adat urang awak ini. Sumbernya saya ambil dari beberapa halaman yang terpercaya.
Rumah gadang merupakan rumah adat Minangkabau. Rumah gadang ini mempunyai ciri-ciri yang sangat khas. Bentuk dasarnya adalah balok segi empat yang mengembang ke atas. Garis melintangnya melengkung tajam dan landai dengan bagian tengah lebih rendah. Lengkung atap rumahnya sangat tajam seperti tanduk kerbau, sedangkan lengkung badan dan rumah landai seperti badan kapal. Atap rumahnya terbuat dari ijuk. Bentuk atap yang melengkung dan runcing ke atas itu disebut gonjong. Karena atapnya membentuk gonjong, maka rumah gadang disebut juga rumah bagonjong.
Asal usul bentuk rumah gadang
Bentuk atap rumah gadang yang seperti tanduk kerbau sering dihubungkan dengan cerita Tambo Alam Minangkabau. Cerita tersebut tentang kemenangan orang Minang dalam peristiwa adu kerbau melawan orang Jawa.
Bentuk-bentuk menyerupai tanduk kerbau sangat umum digunakan orang Minangkabau, baik sebagai simbol atau pada perhiasan. Salah satunya pada pakaian adat, yaitu tingkuluak tanduak (tengkuluk tanduk) untuk Bundo Kanduang.
(Istana Pagaruyung, Salah satu rumah adat sumatera barat yang terkenal)
Asal-usul bentuk rumah gadang juga sering dihubungkan dengan kisah perjalanan nenek moyang Minangkabau. Konon kabarnya, bentuk badan rumah gadang Minangkabau yang menyerupai tubuh kapal adalah meniru bentuk perahu nenek moyang Minangkabau pada masa dahulu. Perahu nenek moyang ini dikenal dengan sebutan lancang.
Menurut cerita, lancang nenek moyang ini semula berlayar menuju hulu Batang Kampar. Setelah sampai di suatu daerah, para penumpang dan awak kapal naik ke darat. Lancang ini juga ikut ditarik ke darat agar tidak lapuk oleh air sungai.
(Bentuk gonjong diambil dari bentuk tanduk kerbau)
Lancang kemudian ditopang dengan kayu-kayu agar berdiri dengan kuat. Lalu, lancang itu diberi atap dengan menggantungkan layarnya pada tali yang dikaitkan pada tiang lancang tersebut. Selanjutnya, karena layar yang menggantung sangat berat, tali-talinya membentuk lengkungan yang menyerupai gonjong. Lancang ini menjadi tempat hunian buat sementara. Selanjutnya, para penumpang perahu tersebut membuat rumah tempat tinggal yang menyerupai lancang tersebut. Setelah para nenek moyang orang Minangkabau ini menyebar, bentuk lancang yang bergonjong terus dijadikan sebagai ciri khas bentuk rumah mereka. Dengan adanya ciri khas ini, sesama mereka bahkan keturunannya menjadi lebih mudah untuk saling mengenali. Mereka akan mudah mengetahui bahwa rumah yang memiliki gonjong adalah milik kerabat mereka yang berasal dari lancang yang sama mendarat di pinggir Batang Kampar.
Bagian-bagian dalam Rumah Gadang Minangkabau
Rumah adat Minangkabau dinamakan rumah gadang adalah karena ukuran rumah ini memang besar. Besar dalam bahasa Minangkabau adalah gadarig. Jadi, rumah gadang artinya adalah rumah yang besar. Bagian dalam rumah gadang merupakan ruangan lepas, kecuali kamar tidur. Ruangan lepas ini merupakan ruang utama yang terbagi atas lanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang. Tiang rumah gadang berbanjar dari muka ke belakang atau dari kiri ke kanan. Tiang yang berbanjar dari depan ke belakang mbnandai lanjar, sedangkan tiang dari kini ke kanan menandai ruang. Jadi, yang disebut lanjar adalah ruangan dari depan ke belakang. Ruangan yang berjajar dari kiri ke kanan disebut ruang.
(Bentuk denah dari rumah gonjong sederhana)
Jumlah lanjar tergantung pada besar rumah. Biasanya jumlah lanjar adalah dua, tiga clan empat. Jumlah ruangan biasanya terdiri dari jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas. Ukuran rumah gadang tergantung kepada jumlah lanjarnya.
Sebagai rumah yang besar, maka di dalam rumah gadang itu terdapat bagian-bagian yang mempunyai fungsi khusus. Bagian lain dari rumah gadang adalah bagian di bawah lantai. Bagian ini disebut kolong dari rumah gadang. Kolong rumah gadang cukup tinggi dan luas. Kolong ini biasanya dijadikan sebagai gudang alat-alat pertanian atau dijadikan sebagai tempat perempuan bertenun. Seluruh bagian kolong ini ditutup dengan ruyung yang berkisi-kisi jarang.
Dinding rumah gadang terbuat dari kayu, kecuali bagian belakang yang dari bambu. Dinding papan dipasang vertikal. Pada setiap sambungan papan diberi bingkai. Semua papan tersebut dipenuhi dengan ukiran. Kadang-kadang tiang yang ada di dalam juga diukir. Sehingga, ukirang merupakan hiasan yang dominan dalam bangunan rumah gadang Minangkabau. Ukiran disini tidak dikaitkan dengan kepercayaan yang bersifat sakral, tetapi hanya sebagai karya seni yang bernilai hiasan.
Ukiran Rumah
Jenis ukiran Rumah Gadang tersebut terdiri atas:
Keluk Paku Ditafsirkan anak dipangku kemenakan dibimbing. Pucuk Rebung Ditafsirkan kecil berguna , besar terpakai. Seluk Laka Ditafsirkan kekerabatan saling berkaitan. Jala Ditafsirkan pemerintahan Bodi Caniago. Jerat Ditafsirkan pemerintahan Koto Pialang. Itik pulang petang Ditafsirkan ketertiban anak kemenakan. Sayat Gelamai Ditafsirkan ketelitian. Sikumbang manis Ditafsirkan keramah tamahan.
Dinding belakang disebut Dinding Sasak, karena pada masa lalu terbuat dari bambu yang dianyam, dinding depan dan samping terbuat dari kayu serta diukir. Berdirinya Rumah Gadang harus dilengkapi dengan Rangkiang atau Lumbung Padi, terletak dihalaman depan dan samping, yang berfungsi sosial dan ekonomi.
Rangkiang Minangkabau
Setiap rumah gadang di Minangkabau mempunyai rangkiang. Rangkiang adalah bangunan yang merupakan tempat menyimpan padi milik kaum. Rangkiang ini tegak berjejer di halaman depan rumah. Bentuk rangkiang sesuai dengan gaya bangunan rumah gadang. Atap rangkiang juga memiliki gonjong dan terbuat dari ikuk. Rangkiang memiliki pintu kecil yang terletak di bagian atas dari salah satu dinding singkok (singkap). Dinding singok adalah dinding segitiga pada bagian loteng dari rangkiang tersebut. Untuk naik ke rangkiang digunakan tangga yang terbuat dari bambu. Tangga ini dapat dipindahkan, bila tidak digunakan maka tangga ini disimpan di bawah kolong rumah gadang.
Bentuk dan jenis rangkiang tersebut antara lain:
Sitinjau Lauik
Digunakan sebagai tempat menyimpan padi untuk dijual bagi keperluan bersama atau pos pengeluaran adat. Bentuknya langsing, bergonjong dan berukir dengan empat tiang, letaknya ditengah.
Sibayau-bayau
Digunakan untuk menyimpan padi makanan sehari-hari. Bentuknya gemuk, bergonjong dan berukir dengan 6 tiang letaknya dikanan.
Sitangguang Lapa / Sitangka lapa
Digunakan untuk menyimpan padi untuk musim kemarau dan membantu masyarakat miskin. Bentuknya bersegi, bergonjong dan berukir dengan 4 tiang , letaknya sebelah kiri.
Kaciak / Kecil
Digunakan untuk menyimpan padi bibit dan untuk biaya mengolah sawah. Bentuknya bundar, berukir dan tidak bergonjong, letaknya diantara ketiga rangkaian tersebut.
Semoga postingan ini bermanfaat, jika ada komentar dan masukan silahkan di tulis ya….
kepada http://minangranahnandicinto.blogspot.com.. trima kasih sudah membajak tulaisan saya.. semoga anda tenang di alam sana.. trims
Posted by sei on Februari 27, 2011 at 21:06
gambarya kok gak jelas sich??????????
Posted by regarzcantona on Maret 13, 2011 at 17:38
maap sbelumnya… gambar tidak jelas diakibatkan saya melampirkan gambar dari url image yg sudah ada.. ketika url tersebut tidak digunakan lagi, maka gambarpun langsung hilang.. segera saya akan memerbaikinya..trima kasih komentarnya… ^ ^
Posted by Myrna on Oktober 22, 2012 at 14:41
wah, kok sudah setahun lebih belum ada mas? hihii.. Ditunggu yaa…
Posted by regarzcantona on November 21, 2012 at 00:57
wadduh.. maap saudari Myrna, segera di rampungkan.. trims buat responnya 🙂
Posted by regarcantona on Januari 29, 2013 at 17:56
http://minangranahnandicinto.blogspot.com.. tolong hargai karya tulis orang ya.. trims
Posted by yuni on Oktober 2, 2013 at 19:53
tulisan imran bgus,,,bisa buat data penelitian yn,,,
Posted by Constance on Mei 17, 2017 at 14:57
Evnyrthieg is just beautiful! I think I adore the basket with the greens and pine cones! And just for the record…I really don't think you want the type of reader that is so critical. Blessings, Dianntha
Posted by aulia hayati on Februari 25, 2014 at 05:54
bagus kok penelitian ny…
Posted by Nofrianto on Juni 10, 2014 at 13:50
Izin Share ya admin….
Posted by Kelli on Mei 17, 2017 at 14:19
>> Pour se rétracter mardi 26 janvier en déclarant qu’elle restait attachée à l’âge légal actuel, 60 ans.Donc elle prend sa retraite cette année¹, ou alors elle ment comme un arracheur de de ?nÂstP!¹ : Martine Aubry, née le 8 août 1950.
Posted by Mustajir Wiranata on Maret 20, 2017 at 06:01
izin sedot and share ya min, buat referensi tugas
Posted by Maverick on Mei 17, 2017 at 13:11
Your cranium must be prttceoing some very valuable brains.
Posted by http://www.kfzversicherungvergleichde.info/ on Agustus 31, 2017 at 04:37
Ma bucur enorm pentru Ioana si Alexandru si sper ca bucuria lor sa o traiesc si eu cat mai curand(peste necazul lor am trecut si eu, cu greu…)Felicitari si un bebe sanatos!
Posted by hiasankamar.com on Maret 3, 2018 at 12:27
Permisi. Dari Google saya masuk ke blog ini, setelah menghabiskan waktu cukup
lamka membaca ternyata postingannya cukup menarik dan banyak konten yang
banyak manfaatnya untuk saya. Minta izin memboomark daan sharing
beberapa artimel ke sosmed saya ya sekaligys biar blog anda tambah
banjyak visitornya. Mudah mudahan selalu ditambahkan postingan baru terus ya blognya.Salam Hangat
Posted by Denah Rumah Adat Sasak - Desain Rumah Modern on Januari 30, 2019 at 22:36
[…] Rumah Gadang” Rumah adat suku minangkabau, Sumber Gambar : regarzworld.wordpress.com […]
Posted by arinda on Oktober 3, 2019 at 15:39
Terimakasih artikelnya, sangat bermanfaat dan membantu sekali. Kunjungi juga website kami di https://kontraktorjogja.co.id/ . Sukses selalu